Dragon Ball
adalah salah satu Manga Paling populer di Dunia. Manga Karya Akira Toriyama ini
di ciptakan tahun 1984 dan sudah di adaptasi ke berbagai media, Baik itu dalam
bentuk Komik, Serial Animasi,Video Game,
Film Animasi maupun Film “Live-Action”
Untuk
adaptasi manga Dragon ball dalam
bentuk Seri televisi, film animasi
maupun Video Game bukanlah hal yang Sulit, karena masih menggunakan materi yang
sama, yaitu media gambar/animasi.
Tapi
bagaimana bila Manga Dragon Ball diadaptasi dalam bentuk Manusia (Live
Action)?
Tercatat, sudah
ada 3 Film (live action) adaptasi Manga Dragonball.
- Dragon Ball: Fight Son Goku, Win Son Goku (Deuraegon Bol, Ssawora Son Goku, Igyeora Son Goku) Film Korea rilisan tahun 1990 .
- Dragon Ball: The Magic Begins / (Xīn qī lóng zhū Shén lóng de chuán shuō), Film China Rilisan tahun 1991.
- Dragon Ball: Evolution, Film Hollywood Rilisan tahun 2009.
Tapi
Sayangnya seluruhnya Hancur Total, tidak sesuai ekspektasi penggemarnya.
Mungkin untuk
Film Adaptasi Korea dan China tersebut bukanlah film yang buruk untuk ukuran
film pada masa itu (era sebelum tahun 2000). karena pada masa tersebut.
Kerealistisan sebuah film baik dari segi cerita maupun Visualisasi bukanlah hal
yang penting, apalagi untuk genre film Komedi.
tapi untuk
film Dragon Ball: Evolution (2009), it’s a Really...Really Really Bad Dragonball
Movie ever made.
Mengingat
pada masa tersebut, tampilan film yang realistis dari segi Cerita dan/atau
Visualisasi sangatlah penting, seperti Film Transformers (2007) yang mempunyai
Visualisasi yang sangat nyata, ataupun
Film The Dark Knight (2008) dengan cerita yang begitu serius dan natural.Bahkan
Film Spiderman(2002) dan X-men (2002) sudah memulainnya 5 tahun sebelum Dragon
Ball: Evolution.
Alasan Utama
film Dragon Ball: Evolution menjadi film gagal adalah karena Budget film yang
hanya 50juta Dolar amrik, sehingga filmnya dibuat seadanya oleh Produser dan
sutradaranya.
Atau mungkin
karena Produser dan sutradaranya emang ga ngerti bagaimana cara membuat film
Dragonball yang Baik sehingga tidak bisa menggunakan budget yang sangat sedikit
itu dengan cara yang tepat.
Mungkin
dengan budget 50juta dolar amrik itu sangatlah
sedikit untuk membuat sebuah film yang penuh dengan action dan kecanggihan
teknologi, namun beberapa film bisa membuktikan dengan budget yang rendah pun
masih bisa mendapatkan keuntungan namun.
Contohnya
adalah seperti film District 9 [2009] yang bahkan budgetnya Cuma 30juta dolar
amrik, tapi bisa memberikan keuntungan sampai 7 kali lipatnya.
Atau
Mungkin karena Manga Dragonball memang terlalu Sulit (bahkan mungkin mustahil)
untuk di adaptasi dalam Film Live-Action.
Sebenarnya
tidak juga...
dengan
kekecewaan terhadap film live Action Dragonball yang sudah ada, beberapa
pengemar Dragonball mencoba membuat film pendek live-actionya (Fan Made Movie) yang
bahkan dinilai lebih baik dibanding Film live-action komersilnya yang pernah
dibuat.
Video dan
Trailernya silahkan liat disini :
Dragon Ball Z: Light of Hope
Dragon Ball Z: The Fall of Men
DragonBall Z Saiyan Saga
dengan modal
pas-pasan, film buatan penggemar tersebut berusaha menampilkan cerita
dragonball yang lebih realistis walaupun masih terlihat sangat amatir dan
banyak kekurangan, namun usaha mereka sudah bisa untuk diacungi jempol dah...
Lalu.....
Mengapa
Manga Dragonball terlalu sulit untuk diadaptasi menjadi sebuah Film
Live-Action?
Ya....., banyak faktor sehingga Manga Dragonball terlalu sulit untuk diadaptasi menjadi sebuah Film Live-Action.
Untuk segi
Cerita mungkin bisa dimaklumi, tapi faktor yang paling utama adalah
Visualisasi, Terutama untuk Tokoh Utamanya Son Goku dengan Model Rambutnya yang ikonik :D
Tapi...
Apakah
Manga Dragonball masih mungkin diadaptasi menjadi sebuah Film Live-Action (yang
baik dan bermutu)?
Jawabannya
bisa Ya...bisa Tidak.
Karena
semuanya akan berpulang kepada penontonnya, apakah dapat menerima atau malah
mencerca seperti film sebelumnya
Yang dapat
dilakukan hanyalah mencoba peruntungan memalui imajinasi dan kreatifitas, serta
usaha dan Doa :D
Dan....
Bagaimanakah
caranya membuat film adaptasi Manga Dragonball yang baik dan bermutu?
Mungkin yang
paling utama adalah Niat..... :D
Selanjutnya
harus memilih Sutradara, produser dan para pemerannya yang tepat, tidak lupa
disokong dengan biaya produksi yang memadai.
Yang jadi
masalah adalah : dibuat dalam versi apa?
Apakah versi
Jepang, China, korea, Hollywood atau Bollywood? Atau mungkin versi indonesia?
:D
Atau mungkin
dapat mengkombinasikan antara Hollywood dan Jepang.
Sutradaranya
Hollywood, porsi pemainnya dapat disesuaikan dengan tokoh animenya. Bisa dari amrik
ataupun asia, mungkin juga ada Indonesianya biar Cuma cameo doang beberapa
detik (#mengingat kembali peran iko
uwais di starwars :D)
It doesn’t
matter, karena poin utamanya adalah Sutradara, produser dan para pemeran yang
tepat.
Sebagai
perbandingan dengan film dari adaptasi manga lainnya,
Rorouni
Kenshin (2012) tetap terlihat bagus dengan versi Jepang, ya..... mungkin karena
setting ceritanya mengangkat budaya jepang, namun untuk ukuran film jepang,
Rurouni kenshin menjadi contoh terbaik adaptasi live action.
Edge Of
Tomorrow (2014) yang merupakan Film Hollywood adaptasi dari novel manga “All
You Need is Kill” pun sudah membuktikan bahwa Anime/manga pun dapat diadaptasi
dengan baik dalam versi Hollywood.
Namun Pemilihan
Pemain dan sutradara yang tepat tidaklah cukup.
Problem
berikutnya adalah... Visualisasi dan Ceritanya
Visualisi
Dari segi
Visulisasi, bagi insan perfilman era sekarang (apalagi Hollywood), visualisasi
bukanlah perkara yang sulit, dengan make up artis yang handal maupun bantuan
CGI, semuanya dapat terlihat dengan sangat real.
Lihat saja
bagaimana robot-robot di film transformers di terlihat nyata, atau bagaimana Kostum
dan Mobilnya Batman di film Dark Knigth-nya om Nolan yang dibuat dengan cara
yang realistis.
Tapi bagaimana
dengan model rambut Goku?
Ya....
Hal yang
paling tersulit dalam membuat adaptasi Dragonball, tidak lain dan tidak bukan
adalah model rambut Son goku.
Untuk versi
Manga, model rambut tersebut terlihat berbeda dan sangat ikonik bagi karakter
goku, tidak ada karakter anime/manga yang dapat menyamainya ataupun menirunya
:D.
Tapi justru
keunikan tersebutlah yang membuat karakter goku ini sulit untuk diadaptasi
menjadi bentuk manusia.
Andaipun ada
yang dapat menirunya, ujung-ujungnya justru terlihat lucu dan lebay.
Namun begitu,
masih ada beberapa yang berusaha sekuat
tenaga untuk menirunya dan bisa dibilang
cukup mendekati walaupun masih tetap terlihat Lucu dan lebay :
untuk meniru
model rambut Goku sebenarnya bukanlah perkara Sulit, hanya saja banyak hal yang
menjadi pertimbangan dari sisi realistisnya, apalagi dengan model rambut goku yang
lain daripada yang lain.
Karena bila harus dibuat sama persis dengan
komiknya, akan ada hal yang terasa aneh...
“Emangnya Goku harus selalu bawa Hair Spray biar
rambutnya bisa mengeras terus”
Tapi bila
akan di adaptasi dalam versi Film Live Action,”Mungkin” model rambut goku yang
ikonik itu perlu sedikit pengecualian dengan hanya meniru beberapa model rambut
yang mendekati yang dapat diterima dan lebih Wajar.
Ya.., karena
mau dibuat film yang realistik, maka harap dimaklumi juga untuk rambutnya...
Lalu......
Seperti
apa contoh model rambut Goku yang pantas dijadikan Film Live Action
Karena
filmnya mau dibuat realstis, maka model rambutnya juga harus yang wajar.
Pendapat
saya, model Rambut seperti aktor Jon Foo di film Tekken cukup mewakili, (dan
itu alasannya saya menjadikan sample desain goku menggunakan wajah Jon foo).
Bahkan wajah
sang aktorpun cukup untuk mewakili karakter goku..., hanya saja saat ini dia sudah
terlalu tua untuk memeankan Goku.
Dan sebagai
alternatif, Mungkin gaya rambut yang sedikit mendekati adalah gaya potongan Messy
(Bukan Messi pemain bola ya...) , seperti beberapa contoh model rambut ini bisa
menjadi acuannya.
Seperti
halnya model rambut Goku, Kostum Goku pun sangat ikonik, terlihat simple
seperti kostum para pendekar-pendekar china.
Terlihat
begitu Oldstyle, hanya saja karena dalam bentuk animasi, jadi terlihat keren.
dan bila
harus di terapkan kedunia nyata dengan dibuat sama persis seperti manganya,
pasti akan terlihat jadul.
Belum lagi
sepatunya yang oldstyle abis.
Namun untuk
era sekarang, membuat kostum yang realistik bukanlah hal yang sulit, contohnya
film Batman, yang versi animasi berbentuk seperti spandeks bisa dibuat menjadi berbentuk
seperi rompi Armor.
Kostum Goku
mungkin hanya butuh sedikit inovasi, banyak contoh yang bisa dijadikan
referensi.
Dan berikut
hasil corat-coret dari saya dalam mebuat concept art Goku.
Cerita
Dragonball-Evolution
menjadi film yang gagal karena melenceng jauh dari kisah Aslinya, mungkin
karena terlalu sulit untuk mengambil jalan ceritanya sesuai dengan versi
originalnya, karena Dragonball sendiri mempunyai Seri original (DragonBall
& Dragonball Z) yang panjang, selain itu masih ada juga cerita sampingan
dalam bentuk Film animasi.
Cerita
yang manakah yang pantas di adaptasi?
untuk
menjadikan sebuah Film Live-Action yang baik maka sebaiknya pula mengadaptasi
dari versi originalnya, karena bisa saja ceritanya akan diperluas menjadi
Sekuel- sekuel berikutnya ataupun Spin off (kisah sampingan) sehingga
Dragonball pun punya Universe sendiri.
Seberapa
banyak Filmnya?
Ambil contoh
film Harry Potter yang dibuat sequelnya sampai 8 seri dan tetap mengikuti alur
dari novelnya (walau ada juga perubahannya)
dragonball
pun seharusnya bisa.
Ya....., seri
manga Dragonball mempunyai seri yang panjang (42 episode), namun ke 42 episode
tersebut terbagi menjadi beberapa Arc, yaitu : Goku Arc, Red Ribbon Army
arc, Picollo Arc, Saiyan Arc, Frieza arc, Cell Saga arc dan Buu Saga Arc.
Sehingga
pembagian Filmnya bisa berdasarkan Arc-nya, dan bisa mempunyai kemungkinan
untuk dibuatkan Spin-off nya.
Bagaimana
dengan plot Ceritanya? Apakah harus sama persis dengan manganya?
Hal ini pun
yang harus di maklumi, tetapi tidak berarti merubah total seluruh ceritanya.
Berbeda
dengan manga, Komik amerika terlalu mudah untuk di adaptasi ke dunia layar
lebar versi manusia, karena Komik amerika (terutama superhero) mempunyai jalan
cerita yang tidak konstan dan memiliki versi yang banyak, sehingga sah-sah saja
membuat versi Live-Actionnya dengan jalan cerita yang berbeda.
Tapi bukan
berarti manga tidak bisa melakukannya. Mungkin hanya perlu sedikit penyesuaian yang
dapat dimaklumi, sebagai contoh lagi film Rorouni kenshin (2012) yang memiliki
perbedaan dengan versi Manganya.
Demikian
juga dengan Cerita DragonBall, karena Dragonball termasuk dalam kategori manga Shounen
dengan cerita yang ringan (gak
perlu mikir keras), maka perlu sedikit penyesuaian agar dapat diterima oleh
penonton bioskop.
Bahkan
penyesuaian tersebut sudah pernah dilakukan dalam versi film animasi pertamanya
Dragon Ball: Curse of the Blood Rubies/ Dragon Ball: The Legend of Shenron
(1986). Tapi jangan juga penyesuaiannya seekstrim Dragon ball : Evolution (2009)
yang akhirnya kebablasan dan gagal total.
Yang utama
adalah menjaga seluruh karakter termasuk karakter pendukung dan antagonisnya
pada porsi yang tepat, perubahan hanya cukup dilakukan pada alur cerita agar
dapat menciptakan ketegangan serta twist dalam filmnya.
Bersetting
dimana Filmnya?
Seperti
kalimat pembuka dalam Komiknya :
“Zaman
dahulu disuatu desa ada sebuah gunung, dari ibu kota terhitung kira-kira
1000kilo, tempat seperti itu adalah dongeng pemberian tuhan dan selekas mungkin
dimulai”.
Kalimat tersebut
terlalu ambigu untuk bisa disimpulkan dimanakah dunia Dragonball tersebut
bersetting.
dibilang
zaman dahulu tapi ada robot dan peralatan super canggih, di bilang jaman
sekarang tapi ada dinosaurusnya, sudah gitu adapula dewa-dewa serta hewan yang dapat
berbicara, Apakah dragonball terjadi di dunia sebenarnya atau dunia fantasi
antah berantah. :bingungs
Untuk cerita
fiksi di dunia antah berantah sudah sering diterapkan, seperti dunia fiksi dalam Manga Naruto atau animasi
Avatar : Legend of Aang,
Bahkan film Starwars pun bukan bersetting di dunia Sebenarnya
kan.
Yang jadi
masalah adalah bagaimana bila diadaptasi dalam Film?
Option
utama, dapat tetap mengacu bahwa dunia dragonball terjadi pada dunia fantasi
antah berantah sehinga eksistensi Dinosaurus, hewan yang dapat berbicara, dunia
dewa dan sebagainya, menjadi wajar dan tidak perlu dijabarkan.
Anggap saja
seperti menonton Chronicle of narnia atau Golden Compass tapi bersetting dunia masa
depan.
Dan Sebagai
Opsi alternatif, dunia dragonball dapat di setting di dunia sebenarnya untuk
tetap memberi kesan lebih real, asalkan tidak merubah esensi utama dari cerita
dragonball itu sendiri.
Untuk membuatnya
lebih real, mungkin kisah Dragonball disetting
terjadi dimasa yang akan datang (anggap saja 200 tahun dari sekarang), rentan
waktu tersebut membuat banyak hal sudah terjadi di dunia ini, adanya
Extraterrestrials (mahluk planet lain), Dewa & Guardian, Iblis, mahluk
supranatural, metahuman, penyihir serta munculnya hal-hal yang berbau science
fiction seperti manusia Mutant, teknologi teleportase, pembesaran dan
pengecilan benda, robot dan cyborg, tekhnologi cloning DNA, mesin waktu dan
lain-lain.
ketika kita membicarakan semua hal tersebut, mungkin anda bisa membayangkan ketika
Superman, Thor, Hellboy, Iron man, Hulk, X men, Star Trek, Jurrasic Park,
Teenage Mutant Ninja Turtles, Terminator, Rise of the Planet of the Apes dan
Wolfman di jadikan menjadi satu Film.
[B]Lalu,
bagaimana cara menyesuaikan Dunianya itu dalam sebuah film? [/B]
Bukanlah hal
sulit untuk menyatukan beberapa genre film dalam 1 Frame.
Avengers
sudah melakukannya kan?
Ironman
dengan Science Fictionnya, Thor Dengan Mythologinya, Antman dengan nano
teknologinya, Captain America & Hulk dengan Rekyasa genetikanya, Quicksilver&
Scarlet Witch dengan Metahumannya,
Thanos dengan dunia Aliennya, Vision dengan teknologi Androidnya, bahkan kedepannya Film Avengers akan
menampilkan Dr. Stranger dengan supranaturalnya.
Dragon Ball
more than That, bahkan lebih Komplit lagi, hanya saja beberapa elemen yang
harus disesuaikan, seperti keberadaan Binatang yang dapat berbicara , Manusia
dengan Keanehan tubuh (Unusual Human), Manusia bumi yang mempunyai Kekuatan
ataupun Dinosaurus
Lalu bagaimana
cara menjelaskannya?
Binatang
yang dapat berbicara & Manusia dengan Keanehan tubuh
Penyesuaian
yang paling logis untuk menggambarkan asal-usul dari Binatang yang dapat
berbicara (mempunyai kombinasi tubuh seperti manusia) dan Manusia dengan
Keanehan tubuh adalah “MUTANT”
dan Mutant
pun bisa dikategorikan menjadi beberapa kondisi:
Mutant
karena Rekayasa genetika seperti Film “TMNT” & “Rise of the Planet of The
earth”
Contahnya
adalah : King Furry, dan Captain Yellow.
Mutant
Karena bawaan Lahir (Metahuman) seperti film “X-men.”
Contahnya
adalah : Tien shinhan, Emperor pilaf dan Chiaotzu
Bahkan
mungkin ada juga kombinasi antara Mutant dan Metahuman
seperti
oolong yang mampu merubah diri layaknya mistique, atau Monster Carrot yang bisa
merubah suatu benda.
Dinasaurus.
Contoh yang
paling Nyata adalah Film Jurrasic park. :)
Gak perlu
dibahas lagi.
Capsule
Corps
Karena settingnya
dimasa depan, maka Teknologi Capsule Corps menjadi wajar, terutama adalah
teknologi penyusutan dan pembesaran benda.
Film Ant-man
sudah meberikan contohnya kan...
Bagaimana
Penyajiannya?
Tidak perlu
harus seserius Film The Dark Knight, sebrutal film Deadpool, tetapi tidak juga
harus sekedarnya seperti film TMNT
ataupun Transformers.
Paling tidak
filmnya tetap dapat dinikmati oleh segala umur, seperti film Avengers dan
Guardian of the Galaxy yang penyajiannya di bumbui dengan Komedi-komedi satir.
Bagaimana
dengan Biaya produksinya?
Mungkin
inilah faktor penentu yang menjadikan pembuatan Film live-action Dragonball
sulit untuk di realisasikan, karena bisa jadi jika di buat akan seperti
berjudi, Apakah balik modal dan untung atau malah Flop (merugi), Apalagi bila
menggunakan anggaran yang cukup besar sampai melebihi 100juta dollar.
Dan Bila
menggunakan budget sedikit (kisaran 50juta U.S Dollar), apakah bisa menjadikan
filmnya menjadi film berkualitas?
Sebenarnya
banyak film yang bisa dijadikan referensi bahwa film dengan anggaran rendahpun
masih bisa menghasilkan keuntungan berlipat ganda.
District 9
(2009), biaya produksi 30 juta dolar amrik, keuntungannya 210juta dolar amrik.
Deadpool(2016),
biaya produksi 58 juta dolar amrik, keuntungannya 782juta dolar amrik.
Film-film
tersebutlah yang bisa dijadikan contoh bagi film Dragonball, apalagi bila
sifatnya untuk gambling, dengan biaya kurang dari 50juta dolar amrik pun masih
bisa direalisasikan.
Atau bila
perlu cukup dibuatkan test Footage (Cuplikan tes).
Film Deadpool sebelum di produksi pun melakukan
percobaan dengan Test footage untuk melihat animo masyarakat. Dan reaksi
positif dari penggemarnya yang membuat Film Deadpool di produksi.
Dragon Ball
seharusnya bisa melakukannya juga, cukup membuat Test Footage dahulu untuk
melihat animo masyarakat, bahkan dengan adanya Fan-made yang bersliweran di
dunia maya pun sudah bisa dijadikan acuannya.
Dan bila ada
rekasi positif, Dragonball pun dapat di wujudkan, biaya rendah bukan
penghalang, yang penting filmnya diarahkan dengan tepat.
Demikianlah
sebuah ide dari ane sebagai seorang yang sedikit maniak dengan film dan Sok
kritis akan perkembangan dunia perFilman.
Tapi semoga
saja ada seseorang disana yang benar-benar ingin mewujudkan sebuah film
Dragonball yang bermutu.